Perdana Menteri Malaysia Gencatan Senjata Thailand–Kamboja
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5297960/original/053477300_1753702975-IMG_0119.jpeg)
akamsphonelink-qrc Perdana Menteri Malaysia menegaskan bahwa konflik bersenjata di kawasan ASEAN merupakan ancaman serius bagi perdamaian regional. Oleh karena itu, Malaysia tidak tinggal diam. Melalui jalur diplomasi, Anwar Ibrahim menginisiasi komunikasi langsung dengan pemerintah Thailand dan Kamboja.
Dalam beberapa pertemuan dan komunikasi tingkat tinggi, Malaysia menekankan pentingnya menahan diri serta mengutamakan dialog daripada aksi militer. Langkah ini di lakukan demi mencegah jatuhnya korban sipil lebih banyak, terutama di wilayah perbatasan yang padat penduduk.
ASEAN sebagai Kunci Penyelesaian Konflik
Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Malaysia menegaskan bahwa ASEAN harus menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan konflik antarnegara anggotanya. Menurutnya, ASEAN memiliki legitimasi moral dan politik untuk menjadi penengah yang adil karena memahami konteks sejarah dan sensitivitas kawasan.
Malaysia mendorong penggunaan mekanisme ASEAN, termasuk pertemuan darurat tingkat menteri dan jalur diplomasi tertutup, guna mempercepat tercapainya gencatan senjata.
“Perdamaian di Asia Tenggara harus dijaga oleh negara-negara Asia Tenggara sendiri,” tegas Anwar Ibrahim.
Dorongan Gencatan Senjata dan Perlindungan Warga Sipil
Salah satu fokus utama Malaysia dalam upaya perdamaian adalah perlindungan warga sipil. Konflik Thailand–Kamboja telah menyebabkan pengungsian, kerusakan infrastruktur, dan terganggunya aktivitas ekonomi masyarakat perbatasan.
Malaysia mendesak kedua belah pihak untuk segera menghentikan operasi militer dan membuka jalur kemanusiaan. Selain itu, Malaysia juga menyatakan kesiapan untuk mendukung bantuan kemanusiaan jika dibutuhkan.
Respons Thailand dan Kamboja

Upaya diplomasi Malaysia mendapat respons positif dari Thailand dan Kamboja. Kedua negara menyatakan kesediaan untuk menurunkan intensitas militer dan mempertimbangkan gencatan senjata sebagai langkah awal menuju perdamaian jangka panjang.
Meski demikian, Perdana Menteri Malaysia menegaskan bahwa gencatan senjata hanyalah langkah awal. Ia menilai perlu adanya komitmen berkelanjutan agar konflik perbatasan yang sudah berlangsung lama ini tidak kembali terulang.
Harapan ke Depan
Dalam penutup pernyataannya, Perdana Menteri Malaysia berharap Thailand dan Kamboja dapat memanfaatkan momentum gencatan senjata untuk membangun dialog jangka panjang. Malaysia mendorong pembentukan mekanisme komunikasi tetap agar setiap potensi konflik dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi, bukan kekerasan.
Anwar Ibrahim juga menegaskan komitmen Malaysia untuk terus mendukung perdamaian dan stabilitas Asia Tenggara sebagai bagian dari tanggung jawab bersama ASEAN.