PM Malaysia: US Gunakan Satelit Pantau Gencatan Senjata

akamsphonelink-qrc Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyampaikan pernyataan penting terkait pelaksanaan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja. Menurutnya, Amerika Serikat akan menggunakan teknologi satelit untuk memantau secara langsung implementasi gencatan senjata .
Pernyataan tersebut di sampaikan Anwar Ibrahim usai melakukan komunikasi diplomatik dengan sejumlah pemimpin kawasan dan mitra internasional.
Pemantauan Satelit untuk Menjaga Kepercayaan
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa keterlibatan Amerika Serikat melalui pemantauan satelit bertujuan untuk meningkatkan transparansi serta mencegah pelanggaran gencatan senjata oleh kedua belah pihak. Dengan teknologi pengawasan jarak jauh, pergerakan militer di wilayah perbatasan dapat dipantau secara real time.
Menurutnya, langkah ini penting untuk membangun kepercayaan antara Thailand dan Kamboja, yang selama ini kerap saling menuduh melakukan pelanggaran kesepakatan di masa lalu.
“Pemantauan independen melalui satelit akan membantu memastikan bahwa gencatan senjata dipatuhi secara menyeluruh dan objektif,” ujar Anwar Ibrahim.
Peran Amerika Serikat dalam Mendukung Perdamaian
Keterlibatan Amerika Serikat di nilai sebagai dukungan teknis dan di plomatik, bukan intervensi militer. Anwar Ibrahim menegaskan bahwa langkah ini di lakukan atas kesepakatan bersama dan sejalan dengan upaya ASEAN untuk menjaga stabilitas kawasan.
Amerika Serikat di sebut akan membagikan hasil pemantauan kepada pihak-pihak terkait, termasuk mediator regional, guna memastikan setiap pelanggaran dapat segera di identifikasi dan di tindaklanjuti melalui jalur diplomasi.
Waktu Krusial: Malam 13 Desember 2025
Pukul 22.00 malam ini di sebut sebagai momen krusial bagi kawasan Asia Tenggara. Gencatan senjata ini di harapkan menjadi titik balik setelah berminggu-minggu ketegangan yang menyebabkan korban jiwa, pengungsian warga, serta terganggunya aktivitas ekonomi di wilayah perbatasan.
Pemantauan satelit akan difokuskan pada area rawan konflik, termasuk jalur pergerakan pasukan dan aktivitas militer berat yang berpotensi melanggar kesepakatan.
Perlindungan Warga Sipil Jadi Prioritas
Dalam pernyataannya, Anwar Ibrahim kembali menekankan bahwa tujuan utama gencatan senjata adalah melindungi warga sipil. Ia menyebut ribuan warga terdampak konflik membutuhkan rasa aman untuk kembali ke rumah dan melanjutkan kehidupan normal.
Malaysia juga menyatakan kesiapan untuk mendukung upaya kemanusiaan, termasuk bantuan logistik dan koordinasi dengan lembaga regional jika situasi di lapangan membutuhkannya.
Tantangan Pasca-Gencatan Senjata
Meski optimistis, Perdana Menteri Malaysia mengingatkan bahwa tantangan belum sepenuhnya berakhir. Gencatan senjata hanyalah langkah awal menuju penyelesaian konflik yang lebih permanen. Diperlukan dialog lanjutan untuk membahas akar permasalahan, termasuk sengketa wilayah dan mekanisme pengamanan perbatasan jangka panjang.
Anwar Ibrahim berharap Thailand dan Kamboja dapat memanfaatkan momentum ini untuk membuka babak baru hubungan bilateral yang lebih damai.